Kita datang ini hanya sebagai tetamu senja Bila cukup detik kembalilah Kita kepadaNya Kita datang ini kosong tangan dada Bila pulang nanti bawa dosa bawa pahala Pada tetamu yang datang dan Kenal jalan pulang Bawalah bakti mesra kepada Tuhan kepada Insan Pada tetamu yang datang Dan lupa jalan pulang Usahlah derhaka pula Pada Tuhan kepada insan Bila kita lihat manusia lupa tempat Atau segera sesat puja darjat Puja pangkat Segera kita insaf kita ini punya kiblat Segera kita ingat kita ini punya tekad Bila kita lihat manusia terbiar larat Hingga mesti merempat ke laut biru Ke kuning darat Harus kita lekas sedar penuh pada tugas Harus kita tegas sembah Seluruh rasa belas Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat ~ A. Samad Said |
Monday, 30 January 2012
TETAMU SENJA
Monday, 23 January 2012
MASA MUDA dan KEINDAHAN
Keindahan menjadi milik usia muda,
tapi keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan
tidak lebih dari sekadar mimpi
yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang?
ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan?
Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang?
ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia,
dan kemanusiaan menjadi buku bacaan
sedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab –
hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam
dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak perempuan yang menyesali
dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka
seperti raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka
sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan,
melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam
dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.
Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia harus, melalui cahaya dan kebenaran,
memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yang
ada dibawahnya, melindungi dan memenuhi keperluan mereka
hingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa muda
yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,
sebagai pemahaman keindahan kewujudan melalui
rasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut
~ Khalil Gibran
tapi keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan
tidak lebih dari sekadar mimpi
yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang?
ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan?
Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang?
ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia,
dan kemanusiaan menjadi buku bacaan
sedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab –
hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam
dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak perempuan yang menyesali
dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka
seperti raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka
sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan,
melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam
dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.
Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia harus, melalui cahaya dan kebenaran,
memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yang
ada dibawahnya, melindungi dan memenuhi keperluan mereka
hingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa muda
yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,
sebagai pemahaman keindahan kewujudan melalui
rasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut
~ Khalil Gibran
KAMI DAN KALIAN
Kalian tinggal dalam rumah kebodohan,
kerana dalam rumah ini
Tiada cermin kaca buat memandang jiwa.
Kami menghela nafas panjang, dan
Dari keluhan ini
Terbitlah bisikan bunga-bunga
dan gemerisik daunan
Dan bisikan anak sungai ..
Kami hiba akan kekerdilanmu
setara kebencian kalian
Akan Kejayaan kami
antara rasa hiba kami dan
kebencian kalian,
sang waktu berhenti tertahan.
Kami menghampirimu sebagai teman,
tapi kalian
menyerang kami sebagai musuh;
Antara
persahabatan kami
dan permusuhan kalian,
terbentang jurang
dalam
Yang dialiri darah dan airmata.
~ Khalil Gibran (1833-1931)
kerana dalam rumah ini
Tiada cermin kaca buat memandang jiwa.
Kami menghela nafas panjang, dan
Dari keluhan ini
Terbitlah bisikan bunga-bunga
dan gemerisik daunan
Dan bisikan anak sungai ..
Kami hiba akan kekerdilanmu
setara kebencian kalian
Akan Kejayaan kami
antara rasa hiba kami dan
kebencian kalian,
sang waktu berhenti tertahan.
Kami menghampirimu sebagai teman,
tapi kalian
menyerang kami sebagai musuh;
Antara
persahabatan kami
dan permusuhan kalian,
terbentang jurang
dalam
Yang dialiri darah dan airmata.
~ Khalil Gibran (1833-1931)
Saturday, 21 January 2012
KITA MALU DENGAN BINATANG
Gagak
Bagiku engkau hanyalah sekedar mampu mencuri seekor ikan atau sebuku roti
Tetapi manusia…
Sanggup membunuh untuk nafsu dan kuasa.
Ogos
Adalah nama seekor kucing
yang pada suatu malam aku selamatkan dari mati terbunuh.
Ia dalam keadaan sangat kecil.
Terkepung di jejambat Mahameru
Antara kelajuan serta ribut mobil
Yang tak pernah mengenal ampun.
Ogos
Sesungguhnya sampai kini pun
Kami masih belum tahu
Sama ada:
Engkau merayau
Diambil orang
Atau sudah mati terbunuh
Dalam kemalangan jalan raya!
Seekor manusia membuang anak
Seorang anjing menyelamatkannya
Pada zaman serba canggih dan maju ini
Anjing
Kadang-kadang menjadi lebih baik
Daripada manusia.
Ah, Seekor tikus
Hari itu matilah ia
Dalam satu tragedi
Yang sampai kini
Masih kekal dalam ingatanku.
Sesekali bila difikir dan
Direnung, alangkah anehnya cicak
Ia seekor binatang merayap
Tapi makanannya dari jenis serangga yang terbang
Bagaimana ia harus dapat menangkap lalat
Sedang dirinya tak punya kepak
Namun cicak tak pernah mati
Sebaliknya manusia
Pula yang sering kebuluran
Cuma sesekali cicak terbunuh
Bila tersepit di celah pintu.
- Zahari Hasib
Sunday, 15 January 2012
ERTI KEHIDUPAN CINTA
Hidup akan selalu berjalan
seiring berjalan nya waktu..
Tidak ada kata kesempatan
untuk suatu hal yang sangat menyakit kan untuk orang yang kita sayang..
seiring berjalan nya waktu..
Tidak ada kata kesempatan
untuk suatu hal yang sangat menyakit kan untuk orang yang kita sayang..
Jangan sia-sia kan dia yang ada di dekat mu..
kerana kau tak kan pernah tau
betapa sangat berharga nya dia
ketika ia mulai melangkah setapak demi setapak untuk meninggal kan mu..
kerana kau tak kan pernah tau
betapa sangat berharga nya dia
ketika ia mulai melangkah setapak demi setapak untuk meninggal kan mu..
Ingat..
Hidup kita di dunia yang fana ini hanya sekali..
maka dari itu gunakan hal tersebut
untuk bisa menjadi kan kita
sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling berharga..
Hidup kita di dunia yang fana ini hanya sekali..
maka dari itu gunakan hal tersebut
untuk bisa menjadi kan kita
sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling berharga..
Dan itu setidak nya untuk orang yang kita sayangi
dan orang yang di sekeliling kita..
dan orang yang di sekeliling kita..
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2010/12/arti-kehidupan-cinta.html#ixzz1ja9CWKiT
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
Friday, 13 January 2012
Untuk Kedua Orang Tua
Kau banting tulang
Tak ada ruang untuk kau beristirehat
Kau tak kenal waktu
Entah itu malam atau pun siang
Tak ada ruang untuk kau beristirehat
Kau tak kenal waktu
Entah itu malam atau pun siang
Kau tak pernah jemu
Melukis kerja keras di permukaan bumi
Dengan yenta berhias peluh
Berharap kelak akan menjadi indah
Melukis kerja keras di permukaan bumi
Dengan yenta berhias peluh
Berharap kelak akan menjadi indah
Kalian jambatan ku menuju cita
Kalian pembimbing hidupku saat menyapa lelah
Kalian indah yang tak ternilai bagiku
Kalian pil semangat saat terpuruk menyergapku
Kalian pembimbing hidupku saat menyapa lelah
Kalian indah yang tak ternilai bagiku
Kalian pil semangat saat terpuruk menyergapku
Karya : Bayu P Abuna
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2012/01/untuk-orang-tua.html#ixzz1jPnwZVNP
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
Sunday, 8 January 2012
Menunggu Matahari Tenggelam
Legam lenganmu terbakar terik matahari…
Engkau taburkan lingkaran jala demi anak anakmu…
serasa tak ada lelah yang menghampiri..
Kehidupan engkau jawab dengan semangatmu
legam tubuhmu terbakar terik matahari…
Engkau taburkan sejuta mimpi demi anak anakmu…
serasa gelombang menjadi nafasmu…
Dan gemerincing air hujan adalah keringatmu
Ayah..
ayahku yang tersayang…kini menjadi kenangan…
usai sudah peranmu dalam kehidupan
tinggalkan doa doa yang tersimpan di saku…dan
Semangat jiwamu tetap tertanam di hatiku
Ayah…
ayahku yang tercinta…
kini telah menjadi lamunan…
kemanakah rindu ini akan aku tambatkan..?
Apakah pada perahu tua dan jala yang masih tersimpan…
apakah pada kerikil pantai yang terhampar…
ataukah pada lautan yang luas membentang..?
Ayah…
hari ini anakmu telah datang…seperti dulu masih menunggu matahari tenggelam…mengharap engkau pulang dengan seikat ikan
Dan menambatkan tali yang panjang pada tiang…
Ayah…
hari ini anakmu telah kembali…
seperti dulu masih menggambarmu di sepanjang pasir pantai..
mengharap engkau pulang dengan senyum kemenangan…dan menundukkan matahari yang pulang jauh ke awan…
Ayah…
hari ini aku telah datang…untuk ku persembahkan kepada dirimu…
setelan jas hitam dan sepatu yang termahal…
agar ku lihat dirimu lebih tampan dalam bingkai gambar lukisan…
Di depan pintu gubuk bambu ibuku menunggu
nampaknya kini hanya matahari yang tenggelam
membawa semua warna senja yang temaram
tak ada lagi senyum kemenangan yang ku pandang
aku berdiri memandang lautan…
ku hentakkan batu jauh ke tengah samudera…
"ya Allah terimalah ayahku dan senyumannya… ”
harapanku dari relung hati yang paling dalam.
Karya : Rasull abidin, 06 Jan 2012
Sukolilo Timur.
Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2012/01/menunggu-matahari-tenggelam.html#ixzz1irOCUOdo
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.
Subscribe to:
Posts (Atom)